"Jika aku terus berlari, kapan aku bisa menang ?" (Sena Kobayakawa) "Meski itu tak mungkin, aku akan terus berusaha" (Kuroko Tetsuya) "Aku memang pendek, tapi setidaknya aku bisa melompat" (Hinata Shoyo)
Menulis, adalah kegiatan yang sangat membosankan bagi sebagian orang. Namun, bagi sebagian lainnya, kegiatan menulis sangat menyenangkan. Kenapa ? Karena tiap dari kita memiliki perpektif dan pola pikir yang berbeda-beda.
Bidikmisi, adalah program beasiswa yang awalnya merupakan program seratus hari kerja menteri pendidikan Indonesia pada 2010 yang kemudian dilanjutkan berlangsung hingga saat ini. Bidikmisi sendiri menjadi salah satu beasiswa yang sangat diminati. Selain karena nominal yang dijanjikan, juga prestise yang didapatkan oleh mahasiswa Bidik Misi begitu terasa. Namun, di luar sana, di samping tingginya peminat terhadap beasiswa yang ditujukan bagi kalangan menengah ke bawah yang berprestasi ini, ada orang yang menolaknya. Dengan alasan, "Berikan kepada mereka yang berhak".
APAKAH AKU HARUS BETUL-BETUL MELUPAKAN KAU AGAR AKU BISA BETUL MENCINTAI KAU ATAU MENGIKUTI AJAKAN ORANG-ORANG UNTUK MENYEBUT NAMA KAU MERAYAKAN HARI KEMATIAN KAU (HARI YANG NAMPAKNYA MENGHENDAKI KEMATIAN AKU JUGA) SEBAB SUNGGUH AKU TELAH BERUSAHA MENEPI DARI RIUH NAMA KAU SAMBIL UNTUK TERAKHIR KALI MENGUCAPKAN APA YANG PERNAH KAU KECUPKAN KE BIBIR AKU?
Rindu tumbuh di matamu, sebelum angin senja menegaskan kenangan dan bunting sepi menetaskan harapan. Kita terpuruk, di sini, di negeri yang kita bayangkan sebagai awan—kecemasan mengambang ringan. Rencana rimbun di benakku dalam kegelisahan syair lagu, barangkali, membusuk, di sini, di negeri yang kamu angankan sebagai awan—kita makin sibuk menyuling senyap. Aih, matamu kunang-kunang, senantiasa.
“Biarkan keyakinanmu 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalau kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah” – 5 cm