Rindu tumbuh di matamu, sebelum angin senja menegaskan kenangan dan bunting sepi menetaskan harapan. Kita terpuruk, di sini, di negeri yang kita bayangkan sebagai awan—kecemasan mengambang ringan. Rencana rimbun di benakku dalam kegelisahan syair lagu, barangkali, membusuk, di sini, di negeri yang kamu angankan sebagai awan—kita makin sibuk menyuling senyap. Aih, matamu kunang-kunang, senantiasa.