Langsung ke konten utama

Menulis. Siapa, Berapa, Apa, Kapan, Dimana dan Bagaimana ?


Menulis, adalah kegiatan yang sangat membosankan bagi sebagian orang. Namun, bagi sebagian lainnya, kegiatan menulis sangat menyenangkan. Kenapa ? Karena tiap dari kita memiliki perpektif dan pola pikir yang berbeda-beda.

 Untuk apa kita menulis ??

  • Untuk menyelesaikan tugas ??
  • Untuk membunuh waktu ??
  • Untuk memuaskan hobi ??
  • Untuk menyalurkan ide ??
  • Atau apa ??

Menulis, menurut orang adalah kegiatan untuk sekadar menyelesaikan tugas sekolahan. Ada juga yang menganggapnya sebagai sarana untuk menyalurkan ide atau hobi. Atau bahkan ada yang menganggap bahwa menulis adalah sebuah ajang kita dapat mendapatkan uang. Yah, setiap orang memiliki motivasinya masing-masing untuk menulis.


"Menulis adalah bekerja untuk keabadian"
-Pramoedya Ananta Toer

Kenapa ?? Dalam anime One Piece, Dr. Hiluluk pernah mengatakan "Kapan seseorang akan mati ?? saat jantungnya tertembus peluru ?? TIDAK. Saat ia menderita sakit yang tak tersembuhkan ?? BUKAN. Saat ia meminum racun mematikan ?? BUKAN. Seseorang akan mati saat orang lain melupakannya"

Ya, dengan menulis, kita memperpanjang umur kita. Kita akan abadi dalam buku yang kita tulis. Salah seorang ahli juga pernah mengatakan, "Saat seorang manusia mati. Ia hanya bisa hidup dalam kenangan orang-orang tentangnya".

Sudah jelas ? Ya, kita menulis untuk menjadi kenangan orang lain. Kita menulis untuk tetap ada di kehidupan mendatang meski hidup kita hanya 30 tahunan. Ingat Sok Ho Gie ? Dia masih hidup sampai sekarang. Kenapa ? Karena orang masih mengenangnya. Masih mengelu-elukan bukunya, masih memuji pemikirannya, DSB. 

Kita menulis, secara tak langsung kita juga sedang menuliskan sejarah kita. Kita sedang menyusun DNA DNA tubuh kita yang akan jadi kenangan orang di masa depan. Entah itu untuk 10 tahun ke depan, 50 tahun ke depan, atau selamanya, kita tak pernah tahu seberapa tegas dan seberapa nyata hasil penggambaran tubuh kita dengan kata-kata.

"Menulis adalah proses menyusun inci demi inci tubuh di saat kita mati dengan kata demi kata di kepala orang"

Saya tak tahu menulis dimana.
Saya tak tahu memulai menulis dari mana.
Saya tak tahu kapan saya sebaiknya menulis.

Dan masih banyak pertanyaan yang sebenarnya malah merujuk ke arah alasan untuk tidak menulis. Bukan masalah dimana dan kapan kita menulis, tapi soal apa yang akan kita tulis. Apa yang ingin kita sampaikan. Apakah kita akan meletakkan kumpulan berita di surat kabar ?? Apakah kita akan menuliskan cerpen-cerpen kita dalam antologi ?? Apakah kita akan menyusun curhat demi curhat kita dalam buku diary ?? Apakah kita akan menyusun buku, lalu nama kita dielukan ?? Semuanya kembali kepada anda. Menulislah !! Abadailah dalam kata. Abadilah dalam tumpuk kertas. Abadilah dalam tinta-tinta bayang bayang.

Bawalah buku tulis dan polpen kemana saja, tulislah apapun yang engkau temukan. Tuangkan saja dalam kertas itu. Jangan takut. Bukankah kertas memang ditugaskan untuk dikotori oleh tinta ?? Jangan hentikan pacu penamu, jangan hentikan ide idemu berlari kencang, jangan pernah berhenti kawan. Salam penulis muda Indonesia !!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anomali Anime Sport

"Jika aku terus berlari, kapan aku bisa menang ?" (Sena Kobayakawa) "Meski itu tak mungkin, aku akan terus berusaha" (Kuroko Tetsuya) "Aku memang pendek, tapi setidaknya aku bisa melompat" (Hinata Shoyo)

Membidik sarjana tanpa bidikmisi jadi beasiswa

Bidikmisi, adalah program beasiswa yang awalnya merupakan program seratus hari kerja menteri pendidikan Indonesia pada 2010 yang kemudian dilanjutkan berlangsung hingga saat ini. Bidikmisi sendiri menjadi salah satu beasiswa yang sangat diminati. Selain karena nominal yang dijanjikan, juga prestise yang didapatkan oleh mahasiswa Bidik Misi begitu terasa. Namun, di luar sana, di samping tingginya peminat terhadap beasiswa yang ditujukan bagi kalangan menengah ke bawah yang berprestasi ini, ada orang yang menolaknya. Dengan alasan, "Berikan kepada mereka yang berhak".

Ebbie Vebri Adrian, Si Gila yang digiliai

“Biarkan keyakinanmu 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalau kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah” – 5 cm