Langsung ke konten utama

Aan Mansyur dan Kata kerja, sebuah romansa kata


APAKAH AKU HARUS BETUL-BETUL MELUPAKAN
KAU AGAR AKU BISA BETUL MENCINTAI KAU
ATAU MENGIKUTI AJAKAN ORANG-ORANG
UNTUK MENYEBUT NAMA KAU MERAYAKAN
HARI KEMATIAN KAU (HARI YANG NAMPAKNYA
MENGHENDAKI KEMATIAN AKU JUGA)
SEBAB SUNGGUH AKU TELAH BERUSAHA MENEPI
DARI RIUH NAMA KAU SAMBIL UNTUK TERAKHIR
KALI MENGUCAPKAN APA YANG PERNAH
KAU KECUPKAN KE BIBIR AKU?     



Sudah nonton ada apa dengan cinta 2 ? Pernah terlintas tidak di pikran anda siapa penulis yang ada di balik kekuatan kata-kata Rangga ??

Namanya M. Aan Mansyur, kelahiran Bone, Sulawesi Selatan. Selain aktif sebagai penyair dan penulis, dia juga merupakan seorang relawan di komunitas Ininnawa dan pustakawan di perpustakaan Kata Kerja. Bukan tentang puisi yang bakal saya bahas kali ini. Bukan tentang karya-karyanya yang akan diperbincangkan disini, karena kita tentu tak bisa meragukan kapabilitas seorang Aan Mansyur.

AAN bercerita, dirinya tumbuh sebagai anak yang sakit-sakitan. Mungkin lantaran mendekam di rahim ibunya selama dua belas bulan. Saat teman-teman seumurannya menghabiskan waktu bermain di luar rumah, Aan kecil lebih suka diam di dekat jendela kamar. Dia membayangkan tempat-tempat jauh yang diketahui dari membaca dan dongeng neneknya. ’’Saya pemalu. Lebih banyak bergaul dengan anak perempuan, karena itu kerap dipanggil banci. Saya jarang bicara dengan siapa pun, kecuali nenek saya,’’ tutur pengagum penulis  ternama Hellen Keller tersebut. Sang nenek rajin men dongenginya setiap malam sebelum tidur. Sementara itu, kakeknya memiliki koleksi buku yang bebas dibaca. Dari itulah Aan tertarik menulis. Dia mulai menulis setiap hari di catatan harian. Dia juga menuliskan surat kepada banyak orang. Termasuk untuk ibunya sendiri yang tinggal serumah dengannya. Aan juga kerap menulis ulang dongeng-dongengneneknya kepada para sahabat pena. Aan memang punya banyak sahabat pena waktu kecil hingga remaja. Saat SMP Aan menemukan buku puisi Subagio Sastrowardoyo berjudul Simponi Dua di perpustakaan sekolah. Pertemuan tidak sengaja itu membuatnya jatuh cinta dengan puisi. Dia lantas membaca semua buku puisi yang ditemukan. Sejak itulah dia mulai menulis puisi. Menjadi penulis, salah satu tugasnya, kata Aan, adalah meragukan hal-hal yang dipercayai. Menjadi penulis tidak berarti lebih pintar dari pembaca. Bagaimana pun, menulis adalah berkomunikasi. Artinya, pengetahuan, pikiran, perasaan, dan keyakinan pembaca juga penting untuk dilibatkan. ’’Penulis mestinya menyediakan ruang untuk itu supaya terjadi percakapan,’’ katanya. Tujuan praktisnya adalah supaya penulis juga belajar dengan mencari tahu. Melakukan riset mengenai hal-hal yang hendak dikatakan. ’’Keraguan atas keyakinan sendiri juga membuat penulis tidak hadir sebagai tukang ceramah hehe,’’ tutupnya.
Menurutnya, dalam acara Mata najwa, jika ingin membayangkan surga, maka jangan memikirkan tentang toko buku. karena di toko buku orang datang berdasarkan jumlah uang di dalam dompet mereka, bukan berdasarkan kebutuhan mereka. Sedangkan di perpustakaan yang notabene merupakan tempat tersunyi di kota, merupakan tempat dimana orang datang bersama dengan kebutuhan-kebutuhan mereka akan bahan bacaan. 

Di Perpustkaan kata kerja yang dikelolanya, di kompleks Wesabbe, Tamalanrea, Makassar, buku-buku yang dikelolanya sengaja "ditata" dengan berantakan. Hal ini beranjak dari fakta yang disadari oleh Aan, orang di perpustakaan hanya akan mengambil buku yang diinginkannya di rak yang telah ditentukan, lalu duduk, dan membaca, sepi. Sedangkan dengan yang diterapkannya pada Kata Kerja, mau tidak mau, orang yang berkunjung harus bertanya, minimal kepada pustakawannya. "Terkadang juga disusun berdasarkan warnanya, agar istagramable supaya orang tertarik datang ke perpustakaan" kelakarnya.


Petualangannya dengan buku dimulai saat ia memutuskan pindah ke Makassar pada tahun 1997, dia mendirikan komunitas Ininnawa, dia DO dari kampusnya. Lalu ia hidup dengan berpindah dari satu perpustakaan ke perpustakaan yang mau menerimanya sebagai anggota. Di lain sisi, ia merasa bahwa buku sebenarnya adalah media sosial yang paling kompleks, khususnya buku di perpustakaan. karena dengan buku yang ada di perpustakaan kita bisa berbagi kepada orang lain sehabis membacanya, berbeda dengan buku yang dimiliki pribadi, hanya akan menjadi konsumsi pribadi. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anomali Anime Sport

"Jika aku terus berlari, kapan aku bisa menang ?" (Sena Kobayakawa) "Meski itu tak mungkin, aku akan terus berusaha" (Kuroko Tetsuya) "Aku memang pendek, tapi setidaknya aku bisa melompat" (Hinata Shoyo)

Membidik sarjana tanpa bidikmisi jadi beasiswa

Bidikmisi, adalah program beasiswa yang awalnya merupakan program seratus hari kerja menteri pendidikan Indonesia pada 2010 yang kemudian dilanjutkan berlangsung hingga saat ini. Bidikmisi sendiri menjadi salah satu beasiswa yang sangat diminati. Selain karena nominal yang dijanjikan, juga prestise yang didapatkan oleh mahasiswa Bidik Misi begitu terasa. Namun, di luar sana, di samping tingginya peminat terhadap beasiswa yang ditujukan bagi kalangan menengah ke bawah yang berprestasi ini, ada orang yang menolaknya. Dengan alasan, "Berikan kepada mereka yang berhak".

Ebbie Vebri Adrian, Si Gila yang digiliai

“Biarkan keyakinanmu 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalau kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah” – 5 cm