Sebagai salah satu jamaah baru penikmat National Basketball Association, saya cukup bergairah menantikan musim baru yang akan dimulai kurang dari sebulan lagi. Sebelum memulai musim baru, biasanya para tim NBA akan memilih para pemain ruki yang nantinya akan bergabung dengan tim mereka. Tahun ini, Anthony Edward terpilih sebagai top pick NBA draft. 8 tahun yang lalu, Anthony yang lain, Anthony Davis juga terpilih menjadi top pick di draft class-nya.
8 tahun pasca debut di NBA, Anthony Davis kini menjadi
salah satu pemain tengah yang terkenal serba bisa dan memiliki segala atribut
dasar pemain basket yang dibutuhkan. Meski bertubuh tinggi besar, ia memiliki
kelincahan dan kecepatan, sesuatu yang biasanya menjadi senjata pemain yang
bertubuh lebih kecil darinya. Dia terkenal sebagai pemain serbaguna yang akrab
dengan sebutan unicorn, pemain
bertubuh tinggi besar namun memiliki kemampuan pemain bertubuh kecil seperti
kecepatan, kelincahan, dan kemampuan menembak.
Dalam perkembangan dunia basket, pemain serbaguna pun
semakin dibutuhkan. Karena nantinya, mereka diharap bisa memberikan fleksibilitas
dalam permainan tim. Demikian halnya dengan dunia pendidikan. Guru yang selama
ini menjadi garda terdepan dalam sektor vital tersebut tentunya perlu
meningkatkan segala atribut yang dibutuhkan sebagai seorang pendidik. Tidak
hanya tentang melakukan proses transfer ilmu ke kepala murid, seorang guru
tentu perlu untuk memberikan pemahaman, ketimbang sekadar hapalan.
Seiring zaman, kebutuhan terhadap guru yang serbabisa
pun semakin tinggi. Bukan hanya menjelaskan di papan tulis, kini para guru pun
dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang teknologi yang baik. Hal tersebut
demikian kentara di masa pandemi ini. Tidak hanya sekadar menjelaskan, guru
pada masa sekarang pun juga mulai perlu melakukan adaptasi metode pembelajaran
yang menyenangkan untuk meningkatkan rasa betah seorang siswa berada di dalam
kelas.
Pendidikan pada masa sekarang cenderung berorientasi
pada kebutuhan untuk melakukan praktik. Para siswa sudah tidak begitu betah
lagi didikte oleh guru. Didorong internet yang demikian ringkas dalam
menyajikan informasi, guru pun tentu perlu mempertimbangkan untuk efisiensi jam
mengajar. Bukan hanya sekadar berdiri menjelaskan hingga spidol kehabisan
tinta, namun juga dapat memastikan murid-murid yang menghadiri kelas dapat
memahami materi yang sedang dibahas.
Selain menjadi pribadi serbabisa, guru pun tetap tak
boleh melupakan fungsi utamanya, mengajar dan menjadi role model untuk murid-muridnya. Sehingga, ketika usia beranjak
bertambah, murid pun bisa membayangkan akan menjadi orang yang seperti apa. Maka,
keputusan ada di tangan Anthony Edwards, mau menjadi top pick yang seperti apa, apa kah menjadi seperti Anthony Davis
yang serba bisa dan begitu diandalkan tim juara seperti Los Angeles Lakers atau
menjadi seperti Anthony Bennet, yang yaaaa, begitulah. Terserah kamu saja Edwards! Selamat hari guru!
Siapa tau dia ingin memilih menjadi Anthony yang lain, yaitu Carmelo Anthony. Hmm menarik...
BalasHapus