Langsung ke konten utama

Be Volunteer, Be Love



Ada sebuah hobi baru yang menjangkiti saya sekarang ini, menjadi volunteer di beberapa organisasi non-pemerintahan, khususnya yang bergerak di bidang pendidikan. Beberapa di antaranya adalah Indonesia youth dream, save street child Makassar, sekolah satu atap, dan yang paling baru adalah lentera negeri. Kebanyakan yang kami hadapi adalah anak anak. Sungguh indah bisa melihat dan turut serta dalam proses mencerdasakan bibit kehidupan bangsa ini.


Ada beragam jenis anak anak yang pernah saya temui, mulai dari anak sekolahan, anak difabel, anak jalanan, hingga anak putus sekolah. Setiap dari mereka memiliki kelebihannya. Akan tetapi, akan selalu ada satu hal yang sangat jelas, kegembiraan mereka saat kita mengajak mereka bermain. Mereka adalah tunas tunas bangsa yang seyogyanya mendapatkan perlindungan dan kasih sayang dari orang dewasa. Hingga akhirnya, ada sebuah kenyataan sebuah kasus yang terjadi di sebuah daerah di Jawa, dimana ada seorang anak SMP yang memutuskan mengakhiri hidup dengan menggantung diri di dalam lemarinya dengan cara menekuk dirinya agar bisa tergantung, luar biasa dalam konteks miris.

Menjadi volunteer tidak semata tentang menjadi orang berguna yang akhirnya bisa diterima. Pernah mendengar kak Agus, seorang voluntee dari noken pustaka di Papua sana? Dia adalah seorang atlit angkat berat yang merangkap menjadi relawan panggul noken pustaka yang dikelola oleh pak Misbah. Apa reaksi keluarganya saat tahu kak Agus menjadi volunteer. Tentu saja adalah stigma negatif, waktu terbuang, tenaga terbuang, kadang uang terbuang, namun tak pernah mendapat imbalan sekalipun. Tidak setara.

Menjadi seorang volunteer berarti mesti bersiap menjadi orang yang menentang pakem umum kehidupan, hidup untuk mendapatkan sesuatu yang bersifat fisik. Bukan berarti menjadi volunteer kita praktis tidak bakal mendapatkan apa apa, tentu saja ada, namun sesuatu yang lebih bersifat esensial, sebuah kepuasan batin.

Pola pikir masyarakat kita yang melihat bahwa seyogyanya kita hidup Cuma dua, sekolah atau bekerja, hanya itu. Kegiatan seperti kegiatan volunteer hanyalah kegiatan sia sia yang takkan memberikan pengaruh apa apa terhadap kehidupan ini. Namun sekali lagi, segala niat baik tidak harus mendapatkan perlakuan baik. Banyak orang baik di laur sana yang akhirnya tetap menjadi baik meski tidak diperlakukan secara baik.


Makassar, 23 Juli 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anomali Anime Sport

"Jika aku terus berlari, kapan aku bisa menang ?" (Sena Kobayakawa) "Meski itu tak mungkin, aku akan terus berusaha" (Kuroko Tetsuya) "Aku memang pendek, tapi setidaknya aku bisa melompat" (Hinata Shoyo)

Membidik sarjana tanpa bidikmisi jadi beasiswa

Bidikmisi, adalah program beasiswa yang awalnya merupakan program seratus hari kerja menteri pendidikan Indonesia pada 2010 yang kemudian dilanjutkan berlangsung hingga saat ini. Bidikmisi sendiri menjadi salah satu beasiswa yang sangat diminati. Selain karena nominal yang dijanjikan, juga prestise yang didapatkan oleh mahasiswa Bidik Misi begitu terasa. Namun, di luar sana, di samping tingginya peminat terhadap beasiswa yang ditujukan bagi kalangan menengah ke bawah yang berprestasi ini, ada orang yang menolaknya. Dengan alasan, "Berikan kepada mereka yang berhak".

Ebbie Vebri Adrian, Si Gila yang digiliai

“Biarkan keyakinanmu 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalau kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah” – 5 cm